
Mengintip baris kode-kode CSS blog milik mantan blogger kondang yang sekarang jarang sekali update, saya mendapatkan pencerahan atas hal yang selama ini mengganggu pikiran saya.
Selama ini saya berpikir kalau teknik yang saya pikirkan tersebut akan sangat rumit dan ribet serta melibatkan konversi teks ke gambar yang tentu saja akan membuat load halaman menjadi lebih besar.
Namun ternyata teknik web safe font tidak serumit yang saya bayangkan. Dengan beberapa baris kode CSS maka dapat ditampilkan bermacam-macam font seperti yang dapat and lihat di blog ini, yang semuanya masih berupa teks dan tidak dirender ke dalam bentuk gambar.
Sebagai acuan saya melihat dengan menggunakan perambah Mozilla Firefox, Google Chrome dan Webkit dan semuanya menampilkan hasil yang baik.
Banyak dari kita yang tentu saja sudah mengetahui Photoshop. Program olah grafis yang dibuat oleh perusahaan Adobe System ini seperti menjadi de facto sebagai sarana membuat serta mengolah citra digital menjadi sesuai yang kita inginkan.
Versi terbaru Adobe Photoshop yang saya tahu telah mencapai versi 11 atau biasa disebut dengan CS4 yang merupakan kelanjutan dari seri sebelumnya yaitu CS3.
Masalah yang dihadapi pagi ini ketika menggunakan Adobe Photoshop CS4 ini adalah ketika ingin melakukan Contract dari Layer yang sebelumnya diberi pilihan Select All
(Cmd + A) maka yang terjadi adalah CS4 tidak bisa melakukannya, sementara hal tersebut dapat dilakukan di CS3.

Pada CS4, setelah dilakukan Select All
, maka pilihan yang tersisa adalah Select > Modify > Border
yang tentu saja tidak sesuai dengan apa yang diinginkan untuk dikerjakan program ini.
Solusinya adalah dengan melakukan select secara manual kemudian dilakukan perintah Contract
. Namun pilihan ini kadang tidak bisa menjamin bahwa contract yang kita lakukan akan sama untuk tiap sisi karena Select dilakukan secara manual, kecuali kita bisa membuat Select secara presisi.
Pilihan lain adalah sesudah kita melakukan Select All
, kita modify dengan cara Select > Modify > Border
dan isi border dengan 1 px.

Lakukan Select > Inverse

Kemudian kita lakukan Contract
sesuai yang kita butuhkan.

Ketika hari ini membuka dashboard Wordpress dan kemudian disuguhi informasi mengenai ketersediaan update versi 2.9.2 yang pada website wordpress.org diilustrasikan QuickPress yang dapat dipindah dengan cara drag, maka saya kemudian terpikir apa gunanya fitur QuickPress pada Wordpress.
Selama ini saya menganggap kalau fitur QuickPress di Wordpress adalah sesuatu yang hanya menghabiskan tempat dan tiada berguna karena tidak memiliki fitur untuk memilih Category dan hanya memiliki pilihan untuk memilih Tag.
Dengan sedikit mencari, maka pilihan untuk membuat QuickPress dapat menampilkan Category dapat ditemukan dan ketika diaplikasikan ternyata menjadi hal yang berguna.
Dengan semua keterbatasan QuickPress, seperti tidak bisa melakukan add link, membuat postingan yang dibuat melalui QuickPress ini harus diedit untuk dapat menampilkan link
Tapi setidaknya fitur QuickPress ini cukup berguna untuk menulis info singkat dan pendek
Enam tahun yang lalu dan rasanya masih seperti kemarin saja
Perjalanan yang telah tertempuh dengan segala cerita atasnya
Susah, marah, sedih, nelangsa, derita, lapar serta dahaga
Tapi ada juga senang, gembira, bahagia dan sejuta canda
Terima kasih untuk enam tahun yang telah kami lewati
Dengan segala tanjakan dan turunan yang kami alami
Belokan tajam serta jalan curam yang berliku dan terjal
Semua itu untuk mengasah kami supaya jadi lebih handal
Postingan terkait : One Day in This Day
Dari obrolan bersama seorang teman maya yang bahkan saya belum pernah melihat batang hidungnya secara nyata, yang kemudian meminta saya untuk membuatkan sebuah themes, maka kemudian saya menyalakan kembali MAMP dan Coda yang selama ini hanya menyesaki folder Applications pada ruang harddisk.
Dengan beberapa petunjuk dan arahan, maka baris demi baris CSS kemudian terbentuk dari hasil imajinasi bentuk dan formasi atas seperti apa tampilan yang akan dibuat dan ditampilkan. Referensi dan contoh-contoh themes kemudian dilihat dan diunduh untuk kemudian dipelajari strukturnya.
Dan hasilnya… tidak ada… eh… belum ada…
Mungkin karena pengetahuan saya yang masih dangkal dalam dunia theme dan juga sudah lama tidak lagi ngutak-ngutik code CSS, maka daripada pusing tiada hasil, maka kemudian banting stir dengan mencoba mengasah kemampuan dulu dengan membuat themes ngawur ala Wedhouz.
Karena tidak punya dasar yang memadai, maka semua program disingkirkan dan memutuskan untuk menggunakan TextMate saja sebagai perangkat menulis kode CSS dan HTML serta untuk melihat secara real time hasil preview dari kode-kode yang kita tuliskan. Dan harus saya akui kalau TextMate adalah hal terhebat yang pernah terjadi di dunia CSS
Berangkat dengan modal nekat dan mencuri-curi waktu disela-sela jam kerja serta melihat referensi blog dengan design minimalis, maka terbentuklah theme yang sekarang ini saya pakai. Ini adalah theme pertama yang saya buat dari nol dengan pengetahuan koding yang seadanya, tanpa melakukan edit dari theme yang sudah jadi.
Maka jangan heran kalau CSS-nya awut-awutan dan masih banyak hal yang kurang seperti belum adanya search, category display, display archives dan kolom komentar yang jadi rusak karena ketika membuat dan melihat menggunakan MAMP, saya tidak menginstal plugins dari Matriphe.
Juga, kalau misalnya design-nya mirip dengan blog yang pernah ditemui di dunia maya, saya jujur mengatakan kalau theme ini menyerap banyak ide-ide dari blog-blog minimalis yang banyak beredar di luar sana.
Theme ini terlihat baik ketika dibuka menggunakan Firefox 3.6, Opera 10.10 dan juga SafariĀ 4.0.4 dan entah bagaimana hasilnya kalau dibuka menggunakan Internet Explorer karena rasanya sudah berpuluh-puluh tahun yang lalu saya terakhir menggunakan Internet Explorer.
Buat my friend, sorry kalau theme pesenan ente not yet finish 
Semoga setelah ini jadi lebih mudah karena setidaknya sudah menemukan alur kerja dan cara theme Wordpress bekerja, well… walaupun belum sempurna…