Lebaran Untuk Pemakan Tumbuhan
Dengan segala kemeriahnnya setelah satu bulan menjalankan puasa, ada saatnya dimana lebaran menjadi saat yang kurang menyenangkan untuk saya. Hal ini terkait dengan pilihan makanan yang saya pilih beberapa tahun yang lalu.
Lebaran menjadi saat dimana semua orang bersuka cita dan sesuai dengan tradisi dan kebiasaan manusia dimanapun berada, suka cita dan kegembiraan identik dengan makanan yang enak dan nikmat dengan jumlah yang berlimpah. Dan celakanya makanan enak itu identik dengan daging
Saya tidak makan daging dan telur, dan memilih pilihan tersebut di hari lebaran berarti hampir tidak ada menu yang dapat dimakan. Di Semarang, hampir di semua tempat menyajikan masakan yang sama dan seragam yaitu opor ayam dan sambal goreng ati dengan ketupat atau nasi.
Alternatif masakan lain yang tidak mengandung daging hampir dipastikan mustahil untuk ditemui karena umumnya tiada orang atau keluarga yang masak sayur bayam atau oseng-oseng kangkung ketika lebaran
Warung-warung makan juga memutuskan untuk tutup karena yang jualan juga libur untuk merayakan lebaran bersama keluarga masing-masing. Hanya warteg yang saya temui masih buka selama lebaran dan sampai saat ini menjadi tempat saya berhajat untuk makan.
Saya menyukai pilihan makanan saya dan tiada bermasalah dengan segala keberlimpahan makanan di sekitar saya, hanya saja saya berharap kalau lebaran yang akan datang ada menu masakan yang dapat memenuhi pilihan makanan saya
wah aku makan pecel juga lho lebaran ini, kamu gak minta sih…
maaf lahir-batin, dhouz..